Being Too.

Square

Semua yang berlebihan itu tidak baik. Mungkin gue pernah nulis ini sebelumnya.

Misalnya, jadi orang yang terlalu baik. Selain berisiko dimanfaatkan orang lain, yang gue baca juga bisa jadi magnet buat orang dengan kepribadian narsistik (NPD).

Atau terlalu iba. Contohnya, tiap lihat stray cat atau feral langsung kepikiran buat adopsi semuanya. Padahal, itu nggak mungkin. Kita punya keterbatasan dana, waktu, dan tenaga.

Tapi karena terlalu iba, akhirnya malah jadi kepikiran terus, sedih sendiri, terus ngayal babu, “Kalau punya duit banyak, gue bakal bikin shelter hewan!”

Dulu gue pikir itu wajar, tapi sekarang gue lihat itu malah nggak produktif. Lebih baik fokus ke hal yang bisa dilakukan sekarang, kayak beli wet food pas pitstop lari di Indoapril, terus kasih makan kucing yang ada di situ.

Intinya, manusia punya keterbatasan. Kita harus tahu batas kita. Dalam hal ini, kata terlalu untuk sesuatu yang baik hanya pantas disandingkan dengan sifat Maha—dan itu hanya milik Allah.

Allah kasih kita keterbatasan bukan tanpa alasan. Kita hidup bukan buat ngoyo cari duit. Bahkan dalam ibadah pun, yang wajib hanya lima waktu, dan amalan sunnah pun diberikan kebebasan.

Makanya, kalau ada bos yang nyuruh kerja 24/7, menurut gue itu lebay.

Udah ngalahin Yang Maha.

Bener, nggak?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *