Bijak di Media Sosial: Fokus Pada Diri, Hindari Drama, Jaga Etika.

Square

Kenapa Fokus Pada Diri Itu Penting di Media Sosial?

Seiring bertambahnya usia, semestinya kita lebih fokus memperbaiki diri daripada sibuk mengoreksi jalan hidup orang lain. Fokus pada diri sendiri (Self Center) adalah langkah bijak untuk menjalani hidup yang lebih tenang, terutama di dunia digital. Media sosial sering menjadi tempat konflik dan drama, namun kita bisa memilih untuk lebih bijak dalam berinteraksi.

Ini bukan berarti menjadi egois, melainkan lebih sering melakukan introspeksi diri. Dengan bertambahnya umur, kita seharusnya lebih bijak dalam berkata dan bertindak, baik di dunia nyata maupun di dunia maya.

Menghindari Drama dengan Media Sosial: Block dan Mute sebagai Solusi

Pagi ini, saya melihat sedikit keributan di timeline media sosial. Singkat cerita sda seseorang yang mengomentari sebuah unggahan, dan komentarnya diblok oleh pemilik post. Yang membuat ramai adalah kalimat terakhir dari si pengomentar yang merasa tidak terima. Ia merasa komentarnya hanya mengingatkan (harmless), namun menyebut pemilik post “butuh validasi. dan nenek”

Sempat tergelitik untuk ikut berkomentar, namun saya urungkan niat. Saya tidak mengenal kedua pihak yang berseteru dan berpikir lebih jauh, tidak ada faedahnya ikut komentar. Konten yang memicu keributan serupa kemungkinan akan terus muncul di beranda saya. Akhirnya, saya memutuskan untuk mute akun tersebut dan melaporkan post tersebut sebagai bullying.

Media Sosial Juga Perlu Adab dan Etika

Banyak orang masih belum sadar bahwa bersosial media juga perlu adab dan etika. Sama halnya seperti bergaul di dunia nyata, interaksi online pun harus dilakukan dengan bijak dan penuh kesadaran. Saya yakin, di dunia nyata, kebanyakan orang tidak akan berani langsung mengonfrontasi atau membuli orang lain.

Menggunakan fitur block atau mute adalah bentuk menjaga batasan pribadi (boundaries) yang sehat di media sosial. Kita tidak perlu menghindari konflik sepenuhnya, tetapi kita bisa memilih mana yang layak direspons dan mana yang cukup diabaikan. Fitur-fitur ini membantu kita untuk tetap nyaman dan fokus pada hal-hal yang positif.

Respons vs Reaksi: Belajar Menanggapi, Bukan Bereaksi

Satu hal yang bisa kita pelajari dari media sosial adalah untuk belajar merespons, bukan bereaksi. Di dunia maya, mudah sekali terjebak dalam perdebatan yang tidak produktif. Namun, kita memiliki kendali penuh untuk memilih bagaimana kita merespons situasi tersebut. Respons yang penuh pertimbangan jauh lebih bermanfaat daripada reaksi impulsif yang bisa memperburuk suasana.

Kesimpulan: Hidup Lebih Nyaman dengan Memahami Batasan

Intinya, hidup lebih nyaman jika kita tahu kapan harus menjaga batasan dan kapan harus berinteraksi dengan bijak di media sosial. Gunakan fitur seperti block dan mute untuk menghindari drama dan menjaga kedamaian pikiran. Jangan biarkan perdebatan online memengaruhi kesejahteraan mental kita.

Selamat menikmati akhir pekan, dan semoga kita semua bisa menjadi lebih bijak dalam menggunakan media sosial!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *