The coming years come up in a few more hours. Tahun 2023 sudah di depan mata, banyak hal terjadi di tahun 2022 dan (seharusnya) banyak yang bisa jadi pelajaran hidup buat saya sendiri
Setting Boundaries
Tahun ini belajar jadi Raja Tega buat orang lain (i don’t know what the right term for it) , iya kalo sebelumnya jadi orang yang ga tegaan, tahun ini belajar mulai set up boundaries, build some wall, know the limit and start defend my own right. Being soft heart person isn’t bad if you know the limit. But if you get use to do it for long time, you need to change.
Kalo sesuatu hal berulang terus, ada sesuatu yang salah dengan kita.
Lessons repeat until learned. I guess in 2022 i finally learn.
Got respect without Being Asshole
Basic rules yang ternyata selama ini saya salah menerjemahkannya, masih ada hubungan dengan pelajaran pertama, The nicer you become, The Nicer people to you. But sadly people will not automatically, give respect you deserve when you being nice (guy).
The truth is The nicer you become, People will take you for granted, Harsh Truth!.
Ternyata hukum nya terbalik sama bersepeda, semakin lama kita riding semakin jauh jarak tempuhnya, analogi nya semakin kita baik sama orang lain, orang lain bakal treat kita lebih baik juga, ternyata gak gitu main nya.
Ya itu tadi kalo udah kebiasaan kan sudah buid in sama personality kita cuma bukan bearti harus ngalamin seumur hidup dong, so i need to change. I finally stop solving others people problem and worried too much about it. Let’s know our limit, tapi bukan bearti kita jadi jahat sama orang dan be an asshole sih, cuma kalo simple nya “Don’t be too Nice”.
Stop being fixer, and pleaser .
Thanks to Mark Manson and His Book The Subtle Art of Not Giving a Fuck, its truly inspiration
One thing lead to another, after boundaries set up, time will put it to the test. Yes its lead to another lesson learn.
Response NOT React.
The new you, your new boundaries will get test by your surrounding. People will shock to find out that you not the same person. Awal nya kita akan merasa ga enak karena membuat orang ga nyaman, one fundamental things to learn when you set boundaries is Know the timing when to say Yes or No. Saying No will lead to disappointment, it’s normal and sometime they got angry to us. Stay calm, pause a moment then response.
Hidup tanpa stress sepertinya tidak mungkin, tapi reduce stress it’s possible, kalo mereka marah ga perlu panik, sedih atau balik marah. Tanpa harus berbalik mengikuti apa yang mereka mau, jelaskan saja kenapa kita gak bisa.
Kalo mereka ga bisa terima gimana? ya that’s not our problem, leave it. Dengan set up boundaries kemungkinan kita akan kehilangan beberapa orang yang kita anggap bertahun tahun adalah teman, ga papa bersyukur saja kita jadi tau the real people who deserve we call friend
karena in any relation either love or friendship, the balance between yes or no it’s the key of good relationship.
Backward Law
Ini bagian penting dari salah satu bab di buku Mark Manson The Subtle Art of Not Giving a Fuck The Backward Law
“The more you pursue feeling better all the time, the less satisfied you become, as pursuing something only reinforces the fact that you lack it in the first place.” – Alan Watts
“Trying too hard to get what you want in lifeālike love, respect, and happinessāoften has the opposite effect: you end up lonely, dejected, and miserable” Mark Manson
Jadi mulai menerima apapun yang terjadi di hidup kita, bukan berarti Hidup tanpa tujuan ya, cuma kalau saya terjemahkan secara simple, be more laidback in life, ga perlu ambisi banget harus gimana dalam hidup, ngoyo ngejer sesuatu. Santai jalani hidup bukan berati tidak melakukan yang terbaik dalam segala hal ya. Kalau ada project selesaikan sebaik mungkin, ada assignment kerjakan full effort. Bikin target yang masuk akal. Tenang ga usah grusa grusu, What Is Meant To Be Will Always Find Its Way To You.
Body, Mind and Soul
Triangle penting yang perlu balance dalam hidup, kalau selama dua tahun pandemi akhirnya memaksa kita untuk mengurangi aktifitas kita di luar rumah dan membuat kita off balance, bisa dipahami. Sebagai orang yang rutin berolahraga, training session apapun bentuknya membantu kita untuk punya pikiran yang clear dan pada akhirnya menyehatkan jiwa.
Pace WFH yang slow bikin berat badan saya yang normalnya di 75 KG naik jadi 93 KG (wow hampir 20 KG) selain low work pace, efek kena covid yang ga bisa nahan laper, dan ga bisa keluar untuk rutin lari bikin badan melar ga keruan.
Selain baju banyak yang ga muat, ternyata obesitas bikin kena mental. Sadar harus mengurangi berat badan diakhir 2021 sekitar November , problem pertama adalah karena masih berat banget, lari bukan pilihan yang bijak, akhirnya jalan kaki tapi ga terlalu signifikan progress nya.
Bersyukur masuk 2022 angka kasus mulai melandai, dan sudah mulai bisa beraktifitas di luar rumah lagi. Pertengahan Januari akhirnya memutuskan beli sepeda lipat (cerita lengkap nya bisa di baca di bawah ya)
Kalo ga karena sepeda ga nemu cara Me Time selain long run yah akhirnya Long Ride is my new Me Time, dan tentu saja pada akhirnya belajar Clipless Pedal karena itu upgrade terbaik untuk mengoptimalkan performa saat bersepeda.
Walau sudah bertahun tahun tidak menganggap, tahun baru itu penting tapi kalau berharap tahun 2023 kita akan jadi manusia yang lebih baik, saya pikir tidak ada salahnya.
Sampai Jumpa Tahun Depan, InsyaAllah