Pramugari (The Story of Hospitality)

Square

Dwi. Seperti itulah nama yang tertulis di name tag nya, saya jumpa di suatu penerbangan SUB – CGK, ga ada interaksi istimewa, selain pada saat dia menjelaskan apa yang harus di lakukan pada saat mendengar “evacuate…evacuate” (ya saya memang duduk di emergency exit).

Umurnya late 20 (kira kira) tinggi mungkin sekitar 170, dan kalau lihat dari seragamnya yang orange, berati dia sebagai pramugari pelaksana (sesuai deskripsi inhouse magazine nya garuda tuh)

Alasan saya coba menulis tentang dia dan teman teman seprofesi nya (baca : pramugari) bukan karena dia manis atau rupawan (jujur saja selama saya travel ,saya belum pernah lihat pramugari yang gak menarik). Dan juga bukan promosi garuda Indonesia lho.

Ada satu moment di saat pesawat baru landing di CGK, si Dwi ini duduk bersebelahan, dan selama pesawat menyusuri runway menuju terminal, saya melihat dia sempat tertidur (apaan sih, cewe tidur aja di tulis..tunggu jangan di close dulu page saya ini hehe).

Wajar manusia ada rasa capek bekerja dan akhirnya sempat tertidur, apalagi yang saya bayangkan, saya dari dari Surabaya 7.50 AM yang berarti 2nd trip nya melayani Jakarta-Surabaya dan sebaliknya (dari pramugari flight sebelumnyas, Devi, saya diberitahu dalam sehari mereka ulang alik satu rute max 4 kali). Kebayang pagi pagi buta mereka sudah harus siap bekerja untuk melayani kita kita ini berpergian. Tetap harus ramah dan sopan walau mungkin tidak semua penumpang menyenangkan untuk mereka.

Melihat pramugari tertidur bukan hal baru untuk saya sih,pernah pada saat terbang Denpasar –Jakarta pun ada teman si Dwi dan Devi tertidur juga di sebelah saya. Waktu itu sebeneranya memang niat ngobrol panjang sama (sebut saja Debby) tapi melihat raut wajah capai nya, akhirnya saya urungkan.

Poin nya adalah, untuk orang-orang yang bekerja di Hospitality Service, (Airline, Hotel and so so) saya angkat topi untuk mereka, mereka yang ramah dan responsif di segala kondisi, walau bisa saja kita bilang “ah itu kan sudah kerjaannya mereka” tapi kalau di balik “apakah kita bisa mencontoh mereka”? mungkin belum tentu kita bisa menjaga attitude sedemikian rupa.”ah itu kan ada pelatihannya and so and so” well saya orang yang percaya passion dan tidak semua orang punya passion untuk melayani orang lain

Well at least , yang selalu saya sempatkan adalah mengucap terima kasih telah di layani oleh mereka, dibuat nyaman selama penerbangannya. Ada cerita lucu, pada saat terbang dari CGK-SUB bersama Devi yang duduk depan saya bersebrangan dengan emergency exit (dapat Airbus 330) teman nya announce “Pesawat telah tiba di Bandara Juanda, bla bla bla…selamat datang di Jakarta…hahahah kami pun tertawa dan Devi pun nyeletuk, kami sudah hampir 3 kali bolak balik CGK-SUB hari ini mungkin teman saya Keder 😀 (Keder :Binggung *Betawi)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *